Cara-cara Mengeja “nya” dalam Cakep Malayu
Artikel ini ditulis dalam bahasa Melayu/Indonesia, untuk artikel dalam Cakep Malayu dapat dilihat di sini!
Dalam bahasa Melayu/Indonesia, semua kata “-nya” dieja sebagai “nya”. Namun, dalam Cakep Malayu, “nya” dieja secara berbeza sesuai dengan fungsinya.
Ada empat fungsi “nya” dalam Bahasa, yaitu;
- Kata sandang tertentu (definite article)
- Kata ganti kepunyaan orang ketiga (3rd person possesive pronoun)
- Kata ganti kepunyaan orang ketiga objektif untuk selain manusia
- Kata penguat (intensifier)
Dalam bahasa Melayu standar, semua “nya” dieja “-nya” tanpa memperhatikan fungsinya.
Dalam Cakep, ketiga “nya” ini dieja secara berbeda karena ketiganya kami anggap berasal dari akar kata yang berbeda.
1. “nya sebagai Kata Sandang Tertentu
Kata sandang tertentu adalah kata sandang yang dipakai untuk mengacu pada benda yang bersifat tertentu atau spesifik (yang telah disebutkan sebelumnya) atau dikenal oleh pembicara dan lawan bicaranya. Dalam Cakep, “nya” dengan fungsi ini dieja sebagai “a” dan dibaca “ə“.
Kata “a” adalah kata arkaik yang dipakai dalam Melayu kuno dan masih lestari dalam bahasa Dayak Kanayatn.
Contoh pemakaian “nya” sebagai sandang tak tentu dalam bahasa dan terjemahannya ke dalam Cakep.
Bahasa: tolong ambilkan bukunya.
Cakep: tuluŋ ambilken rulas a.
English: please take the book for me.
Karena kata “rulas” diikuti kata “a”, artinya rulas yang dimaksud sama-sama diketahui oleh pembicara dan lawan bicara, ataupun rulas yang dimaksud telah ditentukan oleh si pembicara.
Terlihat bahwa kata “a” dalam Cakep sepadan dengan kata “the” dalam bahasa Inggris.
2. -nya sebagai kata ganti kepunyaan orang ke-3
Untuk fungsi ini, -nya dieja -ɲa dan ditulis setelah kata benda yang ditulis dengan dipisahkan oleh tanda – (strip).
Contoh:
Bahasa: Ia pergi dengan orang tuanya.
Cakep: Ia pargi duaan uraŋ tuha-ɲa.
English: He/She goes with his/her parents.
Bahasa: Ini rumahnya.
Cakep: Ini ni rumah-ɲa.
English: This is his/her house.
3. -nya sebagai Kata ganti kepunyaan orang ketiga objektif untuk selain manusia
Dalam Cakep, penulisan kata “nya” sebagai objek dibezakan dengan “nya” sebagai kata kepemilikan. Yang membezakan adalah sebagai objek, ɲa ditulis secara terpisah jarak dari kata kerja sebelumnya sedangkan sebagai kata kepemilikan ia dihubungkan dengan tanda strip (-). Objek yang dimaksud haruslah selain manusia. Jika objeknya manusia atau benda yang dianggap bersifat seperti manusia, maka digunakan kata diia.
Contoh:
Bahasa: aku memasukkannya ke dalam beg.
Cakep: aku mamasukken ɲa ka dalem uɲcaŋ.
Bahasa: aku memakannya.
Cakep: aku mamakan ɲa.
4. -nya sebagai kata penguat (intensifier)
untuk fungsi ini, -nya dieja sebagai nia, namun tetap dibaca “nya/ɲa”.
besar nia rumah ni!
how big this house is! / this house is so big!
contoh:
sedep nia nasi guriŋ ni!
how delicious this fried rice is! / this fried rice is so delicious!
luas nia halaman-kau!
your yard is so wide!
Hal ini merujuk pada Melayu Tengah yg masih memakai kata “nia” untuk menyatakan kesangatan, dan dalam Melayu Jambi dan sekitarnya juga dikenal kata “nian” untuk menyatakan kesangatan.
Boleh jadi, “nian” berakar dari “nia+an“, karena ada kecenderuŋan bahasa-bahasa Malayik untuk menambah hujuŋ -an pada pernyataan kesangatan.
Perhatikan bahwa perbedaan pengejaan akan mempengaruhi makna dari kalimat dalam Cakep. Contoh:
di mana rumah a? (where is the house?)
terlihat bahwa jika memakai a, bererti rumah tersebut telah ditentukan sedangkan jika memakai -ɲa berarti rumah tersebut adalah milik seseorang.
di mana rumah-ɲa? (where is his/her house?)
Baiklah, sekian dulu. Terima kasih telah membaca. Hendaklah engkau sihat selalu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan