Kesalahan Umum yang Terjadi dalam Bahasa Indonesia
Sebagai suatu bentuk bahasa Melayu standar, bahasa Indonesia
tentu memiliki seperangkat aturan tata bahasa dan ejaan yang baku. Namun
begitu, pada praktiknya masih banyak kesalahan-kesalahan umum yang terjadi
dalam penggunaan bahasa Indonesia. Bahkan mirisnya, kesalahan ini juga sering
terjadi dalam blog-blog yang memberikan contoh artikel berbahasa Indonesia.
Cakep Malayu merasa
pembahasan ini penting karena sebelum kita mempelajari Cakep Malayu, ada
baiknya kita mempelajari bentuk bahasa Melayu standar lainnya seperti bahasa
Indonesia terlebih dulu.
Baiklah, berikut
kesalahan-kesalahan umum tersebut pandihayan (dibaca:
pendayan) / admin rangkum sebagai berikut:
1. di sebagai
kata depan dan di- sebagai imbuhan
Dalam bahasa
Indonesia, di sebagai kata depan penujuk lokasi berbeda
dengan di- sebagai imbuhan penanda kata kerja pasif.
Kata di sebagai penunjuk lokasi harus dipisah, sedangkan di- sebagai
imbuhan kata kerja harus digabung.
Contoh:
Aku diterima di Universitas
Sumatera Utara.
Pada contoh di atas,
terlihat bahwa pada kata 'diterima', di- digabung dengan terima karena 'terima' adalah kata kerja. Sementara itu, kata di dengan universitas dipisah
karena universitas adalah suatu tempat/lokasi.
Bahkan, kesalahan ini sangat sering terjadi di lembaga-lembaga yang cukup profesional seperti SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) di Indonesia. Masih banyak SPBU yang menulis frasa "dilarang merokok" dengan cara "di larang merokok".
Imbuhan di- dan larang tentu harus digabung karena larang adalah suatu kata kerja, bukan kata tempat.
Kesalahan ini biasanya
sangat umum terjadi pada kata yang dianggap sering menyatu seperti dimana, disini, disana, diantara dan lain-lain.
Ingat! kata mana, sana, sini, situ, antara, adalah penunjuk tempat atau
lokasi, bukan kata kerja, sehingga penulisannya harus
dipisah. Jadi penulisan yang benar adalah di sini, di sana, di situ, di mana,
di antara, dan sebagainya.
contoh:
Di larang merokok disini.
(salah)
Dilarang merokok disini.
(salah)
Di larang merokok di
sini. (salah)
Dilarang merokok di sini.
(benar)
2. keluar atau ke luar?
Keluar (tanpa spasi) dan ke luar (dengan spasi) adalah
dua hal yang berbeda dalam bahasa Indonesia. Keluar adalah
kata kerja sedangkan ke luar adalah frasa penunjuk arah.
Memang membedakan keduanya agak sukar, namun ada trik mudah. Lawan kata
dari keluar adalah masuk, sedangkan lawan
kata ke luar adalah ke dalam.
Contoh 1:
Aku keluar dari kamar.
untuk mengecek apakah
bentuk yang tepat adalah keluar atau ke luar,
dapat kita cek dengan mengganti 'keluar' dengan antonimnya.
Aku ke dalam dari kamar. (tidak sesuai!)
Aku masuk dari kamar. (sesuai!)
Karena antonim yang
sesuai adalah masuk, maka penulisan yang benar adalah keluar.
Contoh 2:
Ia pergi keluar negeri.
Sekarang mari kita cek!
Ia pergi masuk negeri. (tidak sesuai!)
Ia pergi ke dalam negeri. (sesuai!)
Karena antonim yang
sesuai adalah ke dalam, maka penulisan yang tepat adalah ke
luar.
Ia pergi ke luar negeri.
catatan!
Penulisan ke sebagai
kata depan penunjuk arah harus dipisah! contoh: ke samping, ke depan, ke dalam,
ke belakang, ke barat, ke timur, dan sebagainya. Kesalahan penyatuan kata ke sebagai
penunjuk arah sering terjadi.
Engkau pergi ke samping. (benar)
Engkau pergi kesamping. (salah)
kata 'ke' sebagai kata
depan harus digabung bila memiliki imbuhan atau akhiran.
Contoh:
Aku dikesampingkan
olehnya. (benar)
Aku dike sampingkan
olehnya. (salah)
Mereka mengesampingkan
kepentingan bersama. (benar)
Mereka menge sampingkan
kepentingan bersama. (salah)
Pengesampingan efek
negatif internet boleh jadi berbahaya. (benar)
Penge sampingan efek
negatif internet boleh jadi berbahaya. (salah)
Kesampingkan dulu egomu.
(benar)
Ke sampingkan dulu egomu.
(salah)
3. internetan,
facebookan, twitteran?
Ini adalah kesalahan
sangat umum dalam bahasa Indonesia. Kesalahan ini bukan hanya terjadi di
kalangan orang-orang awam saja, namun pun di kalangan akademis. Dalam bahasa
Indonesia, sesuai dengan tata bahasa Melayu, maka akhiran -an digunakan untuk
mengubah kata kerja menjadi kata benda. Simak lebih lanjut di artikel ini.
Contoh:
cuci → cucian (benda
yang dicuci)
jual → jualan (benda
yang dijual)
basah → basahan
(benda/kain yang dibasahkan)
dalam → dalaman
(benda yang dipakai di dalam)
Namun, -an tidak dipakai
untuk mengubah kata benda menjadi kata kerja. Pada contoh internetan,
facebookan, twitteran, kata internet, facebook,
dan twitter adalah kata benda. Oleh karena itu, jika ingin
diubah menjadi kata kerja maka harus diberi imbuhan ber- bukan
akhiran -an.
Contoh:
Aku internetan malam ini.
(salah)
Aku berinternet malam
ini. (benar)
Ia facebookan di dalam
kamar. (salah)
Ia berfacebook di dalam
kamar. (benar)
Bailah sekian dulu
pembahasan dari pandihayan mengenai kesalahan umum dalam penggunaan bahasa
Indonesia.
Terima kasih telah
membaca. Hendaklah engkau sehat selalu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan