Prinsip Dasar dalam Cakep Malayu

Dalam menyusun Cakep Malayu, kami tentu memiliki seperangkat aturan dan prinsip sebagai pedoman. Untuk memurnikan bahasa Melayu memang membutuhkan suatu kehati-hatian yang tinggi karena banyaknya kata serapan dalam bahasa Melayu yang telah mengakar sejak lama. Agar tidak kehilangan arah, maka kami menyusun prinsip-prinsip yang kami terapkan dalam penyusunan Cakep, yaitu:

  1. Prinsip keaslian
  1. Prinsip keefektifan
  1. Prinsip kefamiliaran
  1. Prinsip keharmonisan
x

1. Prinsip Keaslian

Azaz keaslian bererti bahwa kami hanya memakai perkataan asli Melayu. Yang kami maksud dengan perkataan asli Melayu adalah kata yang diturunkan dari proto-Austronesia dan/atau proto-Asiatik ke bahasa Melayu atau bahasa Malayik lainnya secara langsung yang memenuhi definisi fonologi Malayik.

Jadi, kata serapan yang berasal dari bahasa Austronesia non-Malayik kami anggap sebagai kata asing, kecuali jika kata tersebut sudah lama ada dalam budaya Melayu dan tidak ada padanan kata lainnya lagi. Contoh, kata "tanaga" (tenaga) kami terima dalam Cakep. Meskipun disinyalir berasal dari bahasa Sunda, namun kata ini sudah lama ada dalam budaya masyarakat Malayik dan tidak ada padanan lain yang cukup efektif.

 2. Prinsip Keefektivan

Sebagai bahasa modern, maka kami paham bahwa Cakep Malayu harus efektif dan efisien. Karena itu, kami mengutamakan kata yang singkat dan lugas daripada kata yang panjang dan bertalai-talai.

Contoh, meskipun kata "adalah" adalah asli Melayu, namun kata ini terlalu panjang sehingga tidak efektif dan efisien. Karena itu kata "tu/dah" dipakai dalam Cakep Malayu.

Rumah itu adalah tempat tinggal kakak laki-lakinya.

Rumah itu tu tempat diem abaŋ-ɲa.

3. Prinsip Kefamiliaran

Cakep Malayu mengutamakan kata-kata yang familiar di masyarakat Melayu daripada yang tidak. Contoh, kata aɲjiŋ (anjing) dalam Cakep dipakai untuk anjing meskipun dalam proto-Malayik kata sebenarnya adalah asuʔ. Hal ini karena aɲjiŋ sudah lebih familiar bagi orang-orang Melayu daripada asuʔ. Namun, kata asuʔ masih dipakai dalam Cakep untuk menyebut serigala atau anjing liar.

4. Prinsip Keharmonisan

Keharmonisan yang dimaksud adalah keharmonisan bagi lidah orang Melayu. Suatu perkataan yang dibentuk dari penggabungan dua atau lebih kata harus mengikuti aturan fonologi Melayu, setidaknya dari segi pengucapannya.

Terima kasih telah membaca, hendaklah engkau sehat selalu.

Tiada ulasan:

Dikuasakan oleh Blogger.