Ciri Pergeseran Bunyi dalam Bahasa Jawa
Selain bahasa Melayu, bahasa Jawa juga memainkan peranan penting di Nusantara. Mempelajari pergeseran bunyi pada bahasa Jawa dapat menjadi dasar dalam menentukan apakah suatu kata dalam bahasa Melayu adalah tulen Melayu atau serapan dari bahasa Jawa. Bahasa Melayu menyerap sebagian kosa kata bahasa Jawa karena adanya interaksi antara kedua suku ini sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha. Kosa kata bahasa Jawa pun terus masuk ke dalam bahasa Melayu, terutama di Indonesia karena Jawa adalah suku mayoritas di sana. Jadi, meskipun bahasa Indonesia berdasar pada bahasa Melayu, namun ia banyak menyerap kosa kata Jawa. Contoh beberapa kosa kata Jawa yang populer di masyarakat Indonesia adalah omong, jengkol, rampung, dan sebagainya. Padanan kata-kata Melayu untuk kata-kata tersebut berturut-turut adalah cakap, jering, dan selesai. Sebagai pegiat cakep Malayu, maka penting untuk mengenali kata-kata serapan dari bahasa Jawa ini.
Baiklah, sekarang mari kita simak hukum perubahan bunyi dari proto-Malayo-Polinesia Barat ke bahasa Jawa. Kata di dalam kurung adalah arti kata tersebut dalam bahasa Melayu standar dan Indonesia.
1. Pergeseran d ke r
Contoh:
*padi > pari (padi)
*deŋeɣ > rungu (dengar)
*dua > rua > ro, loro (dua)
*daɣa > roro (dara, gadis)
*lahud > laur > lor, alor (utara)
*dahi > rai (wajah, muka)
*di > ri (di)
*iduŋ > iruŋ (hidung)
dan sebagainya
2. Hilanya bunyi ɣ
Contoh:
*uɣaŋ > uong, wong (orang)
*ɣumah > omah (rumah)
*deŋeɣ > rungu (dengar)
*peliɣ > peli (pelir)
*ulaɣ > ulo (ular)
*ɣibu > ewu (ribu)
*ɣatus > atus (ratus)
dan sebagainya
3. Pergeser b ke w
*habis > hawis > wis, wes (sudah)
*batu > watu (batu)
*baruŋ > warung (warung)
*uban > wan (uban)
*beɣŋi > wengi (malam)
dan sebagainya
4. pergeseran z ke j lalu ke d
*ziɣus > dos, ados (mandi)
*zalan > dalan (jalan)
*zual > dol (jual)
*zeɣaŋ > dang (rebus)
*zaɣum > dom (jarum)
dan sebagainya
5. iɣu ke o tertutup
*jiɣus > dyus > dos, ados (mandi)
6. ai, ahi, aɣi, ia bergeser bunyi ke e setengah terbuka
*wahiɣ > we (air)
*waɣi > we (hari)
*ia > e (ia, dia)
dan sebagainya
7. au, -aw, ua, ahu, uɣa, aɣu, eɣa bergeser bunyi ke o terbuka
*zual > dol (jual)
*zaɣum > dom (jarum)
*muat > mot, amot (muat)
*uɣaŋ > wong (orang)
*liat > lot, alot (liat)
*lahud > lor, alor (utara, laut)
*baŋaw > baŋo (bangau)
*pulaw > pulo (pulau)
*keɣas > kos, akos (keras)
*teɣas > tos, atos (teras)
dan sebagainya
8. beberapa a, -eɣ menjadi o
*mata > moto (mata)
*amaŋ > omong (bicara)
*carak > jorok (jorok)
*pada > podo (pada, sama)
*ulaɣ > ulo (ular)
*deɣer > rungo (dengar)
*tataɣ > toto (tatar, tata)
*dada > dodo (dada)
dan sebagainya
9. wa- ke o
*wada > ora (tidak)
*waŋkaŋ > ongkang (kangkang)
Itulah beberapa pergeseran bunyi yang terjadi dari proto-Malayo-Polynesia Barat ke bahasa Jawa yang menjadi ciri khas dari bahasa Jawa. Dengan mengetahui ini, maka kita akan lebih mudah mengidentifikasi kata serapan dalam bahasa Melayu yang berasal dari bahasa Jawa. Terima kasih telah membaca, hendaklah engkau sehat selalu, sembah dikau 🌺.